Tradisi Menyambut Ramadan Dusun Tanah-Tumbuh “Bersih Kuburan Massal” Jadi Pusat Perhatian

Muaratebo– Tidak terasa dalam hitungan hari, bulan Ramadan akan segera tiba. Seluruh umat Islam di dunia akan menyambutnya dengan suka cita. Berbagai tradisi budaya ditemukan di berbagai daerah hingga pelosok terpencil di Indonesia menjadi pusat perhatian.

Di provinsi Jambi terpotret keunikan masyarakat dalam menjaga tradisi yang sudah menjadi turun -temurun dari nenek moyang terdahulu. Seperti di Dusun Tanah Tumbuh, Kecamatan Tanah Tumbuh, Kabupaten Bungo ada tradisi “Bersih Makam Massal” dilanjutkan makan bersama sekampung ( satu desa).

Datuk Rio Tanah Tumbuh Muhammad Saleh kepada media Saungnarasi.com menceritakan dimana Tradisi membersihkan pemakaman leluhur (TPU) secara massal jelang Ramadan di masyarakat dusun Tanah Tumbuh sebuah budaya peninggalan leluhur yang masih terjaga dengan baik sampai saat sekarang.

“Budaya membersihkan Makam Leluhur dan Tempat Pemakaman Umum ini dilakukan secara turun-temurun sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya dan adat istiadat dari nenek moyang kita. Alhamdulillah sampai diera modern ini masih terjaga dan dilestarikan dengan baik,” ujar Datuk Rio tengah membersihkan Makam ( TPU) Bukit Harapan di desanya. Jumat (21/2/2025)

Dikatakan Datuk Rio, Makna mendalam pesan leluhur jelang bulan suci Ramadan bertujuan untuk menyucikan diri, saling mendoakan dan memaafkan, sekaligus menjalin silaturahmi antar sesama. Tradisi membersihkan makam secara masal didesanyan sebuah langkah yang tepat untuk menjahit pesan leluhur tersebut.

Kendati, jelang acara pembersihan massal ada petugas desa sengaja diperintahkan untuk me-Liwa ( mengumumkan) mengunakan pengeras suara di masjid dan melalui pesan ( wa group )kepada masyarakat bakal ada acara tersebut. Ini setiap tahun dilakukan pada hari penuh barokah ( hari Jumat ) jelang ramadhan.

Tidak hanya itu, pemberitahuan sekaligus untuk para mak-mak untuk menyajikan sedekah ( Hidangan Nasi ) dengan kemampuan masing-masing untuk dihidangkan kepada kaum pria yang tengah melakukan pembersihan makam.

” Jadi setelah membersihkan makam. Sepanjang jalan sudah terhidang nasi dan makanan lain oleh Mak-mak. Kemudian dimakan bersama orang sekampung,” ujar Rio .

Tradisi ini dengan tidak sadar menyadarkan bagi masyarakat pentingnya kebersamaan. Tidak menutup kemungkinan ada terjadi perbedaan dan perpecahan satu sama lain. Momen ini juga menyerukan kepada masyarakat untuk bersatu kembali, memaknai pesan Leluhur.

Oleh masyarakat, budaya ini tentu tidak dilewati begitu saja. Mereka yang berdomisili luar desa, kabupaten, bahkan provinsi sengaja menjadwalkan hari libur untuk membawa keluarga nya, untuk hadir dihari itu. Tujuan bermuara menjalin hubungan silaturahmi satu sama lainnya.

Tradisi serupa tidak putus sampai disini berlanjut di bulan lebaran nantinya. Dimana hari kedua tradisi ziarah kubur massal juga dilakukan masyarakat sekampung. Pada momen ini berlangsung nya acara bermaafan satu sama lainnya.

Terakhir pembicaraan, M.Saleh selaku Datuk Rio setempat menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat berharap tradisi selalu dijaga dengan baik dimasa mendatang.

” Tentu saya ucapkan terima kepada masyarakat. Berharap kekompakan ini dapat terjalin dengan baik, bersama membangun desa di masa kepemimpinan dirinya,” fungkasnya. ( SN)

Komentar