Muaratebo– Para sopir tampak rela menantang bahasa melintasi jembatan dalurat terbuat dari pohon kelapa oleh masyarakat, pasta terputusnya sebuah jembatan Sungai Bungo Desa Teluk Kayu Putih, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, jalur alternatif Jalan Padang Lamo pasca putusnya jalur utama Jalinsum Bungo – Sumatera Barat.
Dari pantauan dilapangan, putusnya jembatan tersebut karena tidak sanggup menahan beban besar dari berbagai jenis kendaraan melewati jembatan tersebut. Pada akhirnya ambruk.
Terjadi kemacetan panjang belasan kilometer. Akhirnya warga setempat berinisiatif untuk melakukan perbaikan dengan swadaya. Menebang pohon kelapa dan dijadikan jambatan dalurat agar bisa mengusai kemacetan.
” Mengunakan pohon kelapa yang digabungkan mengunakan rantai bekas kendaraan roda dua,” ujar warga.
Meskipun memiliki resiko besar, pengendara nekat menerobos, tak tahan sudah terjebak lama dan tidak ada pilihan lain.
Salah satu warga, sempat melontarkan kalimat kekesalannya lambannya pemasangan jembatan bailey di Jalinsum Bungo. Ia menyakini beberapa titik Jalur alternatif sepanjang jalan Padang Lamo bernasib sama . Pasalnya ratusan kendaraan bertonase besar lewat.
” Gubernur Jambi, PU provinsi turun cek kondisi sesungguhnya. Dak mungkin kita nekat mengusir kendaraan besar yang sudah masuk ke sini,” ujar Kamhani warga VII Koto .
Maksud dari warga jangan sampai masyarakat sepanjang jalan Padang Lamo mendapat imbas pas ca dijadikan jalur alternatif putusnya jalan utama lintas sumatera, tepatnya di km 60 sirih sekapur Bungo.
” Yakin lah lur , habis dan hancur Galo kalau seperti ini. Jadi Gubernur harus tahu dan turun kelapangan,” tutur warga. Rabu (5/3/2025).
Terpisah, Jalur Jalan Padang Lamo pilihan utama semua pengendara. lantaran takut resiko besar bila menempuh jalur kerinci – Sumatra Barat.
” Lewat jalur kerinci tidak hanya persolan jarak tempuh. Resiko tinggi mendekati kematian. Semua orang tahu medan jalan yang bakal dilewati,” ujar Anha (Ns)
.
Komentar