” Pembangunan Pemerintah Jangan Digoreng Untuk Kepentingan Politik”
Muarabungo– Mantan Wakil Bupati Bungo periode 2001-2006 H. Abdul Malik, S.E terlihat kesal dan angkat bicara sebuah bangunan jembatan permanen menuju desa Mangun Jayo , Kecamatan Muko-Muko Bathin VII diduga kuat menjadi bahan politik ajang kontestasi pilkada 2024 oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, tokoh aliran Batang Bungo ini bertutur, keinginan jembatan penghubung tersebut sudah dirindukan puluhan tahun oleh warga dan diperjuangkan sejak dirinya menjabat Wakil Bupati mendampingi Bupati H. Zulfikar Achmad.
Dari awal berhembus isu pemekaran Kabupaten Bungo, menjadi sebuah kajian wilayah untuk Kabupaten Baru. Area desa Mangun Jayo, Tangung Agung, Bedaro, Empelu, Teluk Pandak dan sekitarnya merupakan wilayah strategis titik tengah yang layak dibangunnya Kabupaten Baru. Rencana besar kala itu juga sebuah keinginan H. Zulfikar Achmad.
” Maka direncanakan pembuatan jalan termasuk jembatan penghubung untuk jalur Lingkar Barat. Kala itu,” ujarnya, kamis ( 17/10/2024)
Sempat membisu, akhirnya rencana jembatan tersebut terialisasi pada penghujung masa jabatan bupati H.Mashuri. itupun atas doa dan desakan, setiap tahun dimunculkan dalam Musrenbang , desa sampai kabupaten. Bahkan, tidak sedikit warga melakukan loby dengan berbagai rupa dan upaya.
” Bersujud syukur Masyarakat terwujud pembangunan ini. Puluhan tahun menderita. Siapa yang menolak. Ado-ado Bae,” paparnya dengan nada sedikit kesal.
Kendati, ada yang menyebutkan jembatan menguntungkan bupati Bungo karena kerena memiliki lahan dan kebun milik pribadi. Ditegaskan H. Abdul Malik hanya sebuah kebetulan dan jarak ke lahan H. Mashuri juga jauh.
” Jadi jangan digoreng -goreng lah, Pembangunan pemerintah untuk kepentingan politik. Ini untuk kesejahteraan masyarakat dan prekonomian masyarakat banyak. Bukan warga Mangun Jayo saja,” tegasnya.
Terpisah, tokoh pemuda setempat Masturi juga mengakui kesal terhadap isu yang tidak benar berdirinya jembatan. Mengakui sejagat raya juga mengetahui penderitaan warga Mangun Jayo salam kurun puluhan tahun.
” Sekarang bukan bicara orang Mangun Jayo. Masyarakat luar juga bersyukur atas pembangunan tersebut. Lahan orang luar juga banyak. Pun terbukanya akses perekonomian baru desa-desa sekitarnya. Jadi sudah lah,” kesalnya.
” Saya tahu betul, ini juga terus diperjuangkan oleh H. Malik dari dulu.karena tanah kelahiran beliau,” fungkasnya. ( Bu)
Komentar