Muaratebo– Merespon maraknya isu terkait dugaan pungutan liar (Pungli) Dana BOK untuk Tenaga Kesehatan di sejumlah Puskesmas, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tebo segera akan memanggil Kadis Kesehatan Tebo untuk mengklarifikasi hal tersebut. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi I DPRD Tebo.
” Menanggapi isu yang berkembang terkait adanya dugaan Pungli di sejumlah Puskesmas yang ada di kabupaten Tebo, kita akan segera memanggil Kadis Kesehatan Tebo untuk meminta klarifikasinya,” ujar Anggota Dewan Karno.
Lebih lanjut Bung Karno mengatakan, untuk jadwal pemanggilan tersebut Ia terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan pimpinan dan anggota Komisi I.
Anggota DPRD Tebo 3 Periode ini juga mengatakan, BOK adalah bantuan operasional kesehatan yang merupakan subsidi pemerintah dalam bidang kesehatan. Bantuan ini ditujukan untuk membiayai pelayanan kesehatan yang selama ini masih
dirasa kurang memadai.
“BOK diperuntukkan untuk meningkatkan pelayanan puskesmas agar kesenjangan pelayanan kesehatan antara puskesmas dan rumah sakit
terutama pelayanan preventif kesehatan semakin tipis,” kata Karno.
” Jika hak para Nakes itu dikebiri atau disunat, kita kwatir hal ini akan berdampak buruk terhadap pelayanan masyarakat,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Tenaga Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Tebo di duga disunat.
Informasi yang dirangkum media ini, besaran dana BOK tersebut jumlahnya sebesar Rp 30 ribu per orang dalam satu kegiatan, namun fakta dilapangan yang sampai ke tangan Tenaga Kesehatan (Nakes) hanya sebesar 15 Ribu.
” Ya dipotong oleh pihak Puskesmas separuh, tinggal 15 ribu, sementara di SPJ tetap Rp 30 ribu. Pemotongan itu alasannya untuk Dinas Kesehatan,” ujar salah seorang Nakes Puskesmas di Tebo kepada media ini, Jum’at 15 November 2024.
Menurutnya, pemotongan tersebut bukan hanya terjadi di Puskesmas tempat dia bekerja, tapi juga dipuskesmas- puskesmas lain yang ada di kabupaten Tebo.
Dia menerangkan, dana BOK tersebut memang dari Kementerian di transfer langsung ke Rekening Puskesmas.
” Usai ditarik, uang tersebut dikumpulin dan dipegang bendahara puskesmas, dipotong dulu, baru kemudian diserahkan ke masing- masing Nakes, yang sampai ke kami cuma Rp 15 ribu,” terangnya.
Sementara, lanjutnya, di kabupaten tetangga, seperti di Kabupaten Batanghari dan Bungo, tidak ada seperti ini, nakesnya menerima utuh tanpa potongan. (Sn/bu)
Komentar